Bulan Imunisasi Anak Sekolah Wujudkan Siswa Sehat & Kuat

Bulan Imunisasi Anak Sekolah Wujudkan Siswa Sehat & Kuat

IMUNISASI adalah suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Karena itu, Pemerintah Kota Depok menggelar Rapat Koordinasi Unit Kesehatan Sekolah (UKS) persiapan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).  
Sebagai ujung tombak layanan kesehatan paling dasar, khususnya untuk anak-anak, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah diakui manfaatnya oleh masyarakat. Hal itu terbukti dari tingginya kesadaran para ibu untuk membawa anak-anak mereka ke Posyandu. Umumnya, anak yang rutin dibawa ke Posyandu memiliki status gizi lebih baik. 
Di Posyandu, anak-anak bukan hanya akan mendapatkan imunisasi, juga akan dipantau tumbuh kembangnya. Peran Posyandu sangat besar untuk mencegah gizi buruk dan gizi kurang. Kegiatan penimbangan yang dilakukan secara rutin bisa menemukan kasus-kasus gizi buruk dengan lebih cepat.
Rakor dihadiri oleh Wakil Wali Kota, Kepala Dinas Kesehatan, OPD, Kementerian Agama Kota Depok, UPT Pendidikan, UPT Kesehatan, dan Kepala Sekolah. Ketua Panitia Rakor, Wimbo Wasmoro, mengatakan bahwa rakor diadakan untuk merencanakan BIAS yang merupakan amanah TP UKS Provinsi Jawa Barat. Rakor ini sangat penting dengan harapan semua anak-anak dari SD kelas 1 hingga kelas 3 harus 100% ikut imunisasi demi masa depan bangsa yang sehat dan kuat.
“Semoga rakor ini menyatukan wawasan dan persepsi kita untuk melaksanakan pendidikan dan pelayanan kesehatan serta memilihara lingkungan yang sehat,” ujar Wimbo dalam sambutannya, Kamis (17/7/2014).
Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad mengatakan, UKS dilaksanakan di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan anak. Apabila fisik atau kesehatan terganggu, lanjutnya, maka anak-anak tidak bisa menerima pelajaran.
“Semoga rakor ini membuahkan langkah-langkah yang baik agar kita bisa memenuhi target yang belum tercapai. Semua itu terkait dengan kesadaran dan keseriusan kita bersama dalam menciptakan kesehatan untuk anak-anak. Ayo, kita galakkan UKS di kecamatan," tutupnya.
(fik)

View the original article here

Bayi Berlatih Kata-Kata sejak Usia 7 Bulan

Bayi Berlatih Kata-Kata sejak Usia 7 Bulan

BAYI belajar berbicara ternyata sejak usia tujuh bulan. Hal ini dibuktikan oleh Patricia Kuhl, co-director dari Universitas Washington untuk Ilmu pembelajaran otak melalui penelitian yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Menurut Patricia, sebelum bayi bisa mengucapkan artikulasi kata-kata secara jelas, mereka sebenarnya sudah berlatih di kepala. Bagian otak yang bertanggung jawab dengan perencanaan motorik bicara aktif pada umur tujuh bulan. Meskipun tidak jelas mengucapkan kata sampai umur satu tahun, sebenarnya mereka sedang belajar berlatih merangkai kata-kata.

"Cara bayi mengaktifkan bagian otak yang melatih motorik adalah dengan mendengar. Saat itu, otak bayi sedang bekerja untuk terlibat dalam pembicaraan. Ini sudah aktif sejak bayi berumur 7 bulan," kata pria yang juga menjabat Wakil Direktur University of Washington Institute for Learning and Brain Sciences ini, seperti dilansir Foxnews, Rabu (16/7/2014)

Untuk belajar mengucapkan kata-kata, bayi punya cara sendiri. Biasanya, mereka akan menggerakkan tangannya ketika ingin berbicara sesuatu. (Baca: Mengintip proses kemampuan bayi bicara)

"Saat anak ingin bicara atau melontarkan kata, biasanya mereka akan melakukan gerakan yang akan mempermudah produksi kata-kata," simpulnya.  
(fik)


View the original article here

Cedera Otot Lutut Minimal Enam Bulan Bisa Sembuh

Cedera Otot Lutut Minimal Enam Bulan Bisa Sembuh

KETIKA cedera putus urat ligamen, banyak orang melakukan operasi untuk menyembuhkannya. Lantas, usai operasi kapan pasien bisa jalan kembali seperti semula?
Dr L. Andre Pontoh, SpOT (K), spesialis bedah orthopedi RS Pondok Indah, menjelaskan bahwa butuh berbulan-bulan bagi pasien yang cedera lutut pada ligamennya untuk bisa sembuh. Pasalnya, hal ini dikarenakan menunggu urat ligamen asli tumbuh. Tentu, keseimbangan tubuhnya saat berjalan dan untuk berolahraga akan kembali lagi. (Baca: Hati-hati, Pakai High Heels Bikin Cedera Lutut)
"Kenapa butuh berbulan-bulan, karena operasi itu mengganti dengan urat yang baru (buatan-red). Baru bulan keenam, urat ligamen tumbuh lagi untuk perbaikan otot," katanya di Jakarta, baru-baru ini. (Baca: Lutut Cedera Usai Berlari, Bolehkah Dipijat?)
Meski begitu, cedera otot ligamen tidak selalu ditangani dengan operasi. Operasi dinilai menjadi pilihan cepat untuk kembali beraktivitas. (Baca: Penanganan Tepat Cedera Lutut)
"Jika pria berumur 60 tahun mengalami cedera lutut, apakah ia harus dioperasi, mau buat apa lagi? Rasanya tidak perlu. Operasi ini dilakukan untuk mereka yang masih ingin melakukan aktivitas kesukaannya, entah berjalan atau berolahraga. Nah, kalau orang itu ingin bisa melakukan banyak aktivitas, seperti berjalan dengan seimbang atau berolahraga lagi, operasi memang pilihannya," tutupnya.
(ftr)

View the original article here